Diposting oleh
shofa firdaus
komentar (7)
Wah, tanpa terasa lebaran sudah lewat beberapa hari lalu. Bicara tentang lebaran, seolah tak bisa lepas dari berbagai hal baru; perabotan baru, penampilan baru, dan semoga jiwa kita pun kembali baru (bersih), bagi kita yang getol silaturahmi selama lebaran.
Mengenai berbagai hal baru ini, mungkin yang paling berkesan bagi kita, terutama pengalaman masa kecil, adalah baju baru. Seperti sudah menjadi budaya, bahkan sempat dibuatkan lagu segala, lebaran identik dengan baju baru. Belum sempurna rasanya berlebaran tanpa baju baru. Padahal, mengenai baju baru, sedikit pun tak pernah disinggung dalam ajaran islam. Jadi bagi anda yang tak bisa memakai baju baru di lebaran kemarin, tak perlu khawatir dan berkecil hati. Dijamin itu tidak akan mengurangi makna sejati hari Idul Fitri.:-)
Oiya, mumpung kebetulan ngomongin baju (padahal disengaja. Hehe,.), saya mau membahas sedikit tentang hubungan antara penjual baju di pasar tradisional dan teknik menjual informasi lewat internet. Lho, memangnya ada hubungannya? Tentu ada. Nah, daripada penasaran, silakan disimak uraian saya berikut.
Dulu sewaktu kecil, setiap mendekati lebaran, saya dan adik selalu diajak ibu pergi ke pasar tradisional. Betapa senangya hati saya setiap hal itu terjadi. Karena sebentar lagi saya bisa memakai baju baru untuk berlebaran. Kenapa harus membeli baju di pasar? Selain harganya bisa nego, biasanya ibu juga membeli bahan-bahan makanan untuk persiapan lebaran. Jadi sekali jalan, ada beberapa tujuan yang bisa terpenuhi. Orang sekarang bilang : efisien.
Dari “ritual” menjelang lebaran itulah saya menemukan hal menarik dan berkesan tentang pedagang pasar yang sampai sekarang masih saya ingat.
Ketika memasuki pasar, para penjual baju yang berada di samping kiri-kanan jalan selalu berlomba-lomba untuk menjaring pembeli. Mereka merayu setiap pengunjung pasar yang lewat di depan kiosnya. Tak jarang, mereka sampai menuntun pengunjung (dengan memegang tangan) untuk mampir ke kios mereka, dengan harapan si pengunjung tadi akan membeli dagangan mereka. Namun sayang, cara mereka menjaring pembeli dilakukan dengan agak memaksa.
Itulah yang membuat saya selalu ogah-ogahan bila diajak pergi ke pasar. Meski keinginan untuk memiliki baju baru begitu tinggi. Dari situ kemudian saya punya kesimpulan: meski sebenarnya si pedagang berniat baik, yaitu membantu memberi informasi kepada calon pembeli tentang barang yang dibutuhkan, namun bila cara memberi informasi itu kurang tepat, si calon pembeli justru merasa risih. Bukannya membeli, dia malah kabur melarikan diri.
Peristiwa itu ternyata juga terjadi dalam dunia Bisnis Internet.
Tentu anda pernah melihat iklan internet yang ketika anda membuka alamat situs tertentu, ada semacam banner berisi tawaran (sejenis iklan) yang menginginkan anda untuk membeli atau bergabung dengan produk yang ditawarkan. Sering penawaran itu dilakukan melalui lembaran lebar yang menutupi layar monitor dimana anda tengah asyik mencari informasi tertentu. Tentu jika anda sudah begitu akrab dengan internet, akan merasa terganggu dengan iklan seperti itu (kecuali mungkin anda masih sangat pendatang baru di dunia internet, sehingga mudah terpengaruh dengan tawarkan menggiurkan).
Dijamin, ketika menemui jenis iklan seperti itu, bukannya meng-klik dan mencari informasi lanjutan, anda justru mengklik ikon close agar tawaran iklan tersebut segera enyah dari hadapan anda. Benar begitu?
“Lalu bagaimana menawarkan produk yang baik tanpa membuat calon pembeli merasa terganggu dan jengkel?”
Nah, itu pertannyaan yang saya tunggu sedari tadi. Mohon bersabar dan terus simak tulisan saya. :-)
Anda bisa menawarkan produk informasi anda kepada pengunjung blog / website anda melalui artikel internet.
"Emang apa bedanya dengan beriklan secara langsung?"
Tentu berbeda. Bayangkan bila suatu saat anda membeli baju (ah. Lagi-lagi tentang baju..) di sebuah toko (aha, kali ini bukan di pasar!). Ketika anda dibiarkan melihat-lihat dulu, tanpa “diganggu” dengan semacam bujukan (atau paksaan?) untuk segera membeli, maka anda akan merasa lebih leluasa dalam melakukan pertimbangan. Apalagi bila si pelayan toko, ketika anda bertanya, ia akan menjelaskan plus-minus baju itu bagi anda, memberi masukan dan saran, barulah anda merasa tertolong dan benar-benar menganggap bahwa anda telah mendapat informasi.
Dalam bisnis internet, anda tak perlu beriklan secara terang-terangan dan berkali-kali menunjukkan kehebatan produk anda, dengan harapan pengunjung segera mengambil tindakan untuk membeli produk anda. Namun anda bisa menyisipkan produk anda di sela-sela tulisan bermanfaat yang sedang anda sampaikan kepada pengunjung / pembaca artikel blog anda.
Bingung? Oke ambil contoh. Misalkan anda hendak menjual informasi tentang: "Trik Jitu Berbisnis Tanpa Meninggalkan Aktifitas Utama". Atau, "Kiat Meraup Untung Dari Bisnis Internet". Atau apa lah terserah anda. Maka akan lebih baik kalau anda menulis sebuah artikel yang berhubungan dengan Bisnis Internet, lalu di sela-sela artikel, anda menyisipkan petunjuk mengenai produk anda yang masih berhubungan dengan bisnis internet. Misalnya, “Wah, kebetulan saya punya e-book yang khusus membahas secara gamblang tentang Bisnis Internet Bagi Pemula seperti anda. Informasi lengkapnya, silakan klik disini”. Itu contoh.
Tapi ingat, artikel tersebut haruslah tetap bermanfaat dan menarik bagi pembaca blog anda. Bukan semata-mata berisi bujukan dan rayuan agar pembaca segera membeli produk yang anda jual.
Dengan begitu, pembaca blog anda tidak merasa terganggu, jualan anda pun laku. :-)
Mau coba?
Oya, mumpung masih syawal, saya mengucapka mohon maaf lahir batin.
NB : artikel di atas sebenarnya merupakan pemahaman saya dari artikel milik saudara Joko Susilo dan Jonru, yang saya tulis ulang dengan bahasa saya sendiri. Sesuai dengan pemahaman saya.
Mengenai berbagai hal baru ini, mungkin yang paling berkesan bagi kita, terutama pengalaman masa kecil, adalah baju baru. Seperti sudah menjadi budaya, bahkan sempat dibuatkan lagu segala, lebaran identik dengan baju baru. Belum sempurna rasanya berlebaran tanpa baju baru. Padahal, mengenai baju baru, sedikit pun tak pernah disinggung dalam ajaran islam. Jadi bagi anda yang tak bisa memakai baju baru di lebaran kemarin, tak perlu khawatir dan berkecil hati. Dijamin itu tidak akan mengurangi makna sejati hari Idul Fitri.:-)
Oiya, mumpung kebetulan ngomongin baju (padahal disengaja. Hehe,.), saya mau membahas sedikit tentang hubungan antara penjual baju di pasar tradisional dan teknik menjual informasi lewat internet. Lho, memangnya ada hubungannya? Tentu ada. Nah, daripada penasaran, silakan disimak uraian saya berikut.
Dulu sewaktu kecil, setiap mendekati lebaran, saya dan adik selalu diajak ibu pergi ke pasar tradisional. Betapa senangya hati saya setiap hal itu terjadi. Karena sebentar lagi saya bisa memakai baju baru untuk berlebaran. Kenapa harus membeli baju di pasar? Selain harganya bisa nego, biasanya ibu juga membeli bahan-bahan makanan untuk persiapan lebaran. Jadi sekali jalan, ada beberapa tujuan yang bisa terpenuhi. Orang sekarang bilang : efisien.
Dari “ritual” menjelang lebaran itulah saya menemukan hal menarik dan berkesan tentang pedagang pasar yang sampai sekarang masih saya ingat.
Ketika memasuki pasar, para penjual baju yang berada di samping kiri-kanan jalan selalu berlomba-lomba untuk menjaring pembeli. Mereka merayu setiap pengunjung pasar yang lewat di depan kiosnya. Tak jarang, mereka sampai menuntun pengunjung (dengan memegang tangan) untuk mampir ke kios mereka, dengan harapan si pengunjung tadi akan membeli dagangan mereka. Namun sayang, cara mereka menjaring pembeli dilakukan dengan agak memaksa.
Itulah yang membuat saya selalu ogah-ogahan bila diajak pergi ke pasar. Meski keinginan untuk memiliki baju baru begitu tinggi. Dari situ kemudian saya punya kesimpulan: meski sebenarnya si pedagang berniat baik, yaitu membantu memberi informasi kepada calon pembeli tentang barang yang dibutuhkan, namun bila cara memberi informasi itu kurang tepat, si calon pembeli justru merasa risih. Bukannya membeli, dia malah kabur melarikan diri.
Peristiwa itu ternyata juga terjadi dalam dunia Bisnis Internet.
Tentu anda pernah melihat iklan internet yang ketika anda membuka alamat situs tertentu, ada semacam banner berisi tawaran (sejenis iklan) yang menginginkan anda untuk membeli atau bergabung dengan produk yang ditawarkan. Sering penawaran itu dilakukan melalui lembaran lebar yang menutupi layar monitor dimana anda tengah asyik mencari informasi tertentu. Tentu jika anda sudah begitu akrab dengan internet, akan merasa terganggu dengan iklan seperti itu (kecuali mungkin anda masih sangat pendatang baru di dunia internet, sehingga mudah terpengaruh dengan tawarkan menggiurkan).
Dijamin, ketika menemui jenis iklan seperti itu, bukannya meng-klik dan mencari informasi lanjutan, anda justru mengklik ikon close agar tawaran iklan tersebut segera enyah dari hadapan anda. Benar begitu?
“Lalu bagaimana menawarkan produk yang baik tanpa membuat calon pembeli merasa terganggu dan jengkel?”
Nah, itu pertannyaan yang saya tunggu sedari tadi. Mohon bersabar dan terus simak tulisan saya. :-)
Anda bisa menawarkan produk informasi anda kepada pengunjung blog / website anda melalui artikel internet.
"Emang apa bedanya dengan beriklan secara langsung?"
Tentu berbeda. Bayangkan bila suatu saat anda membeli baju (ah. Lagi-lagi tentang baju..) di sebuah toko (aha, kali ini bukan di pasar!). Ketika anda dibiarkan melihat-lihat dulu, tanpa “diganggu” dengan semacam bujukan (atau paksaan?) untuk segera membeli, maka anda akan merasa lebih leluasa dalam melakukan pertimbangan. Apalagi bila si pelayan toko, ketika anda bertanya, ia akan menjelaskan plus-minus baju itu bagi anda, memberi masukan dan saran, barulah anda merasa tertolong dan benar-benar menganggap bahwa anda telah mendapat informasi.
Dalam bisnis internet, anda tak perlu beriklan secara terang-terangan dan berkali-kali menunjukkan kehebatan produk anda, dengan harapan pengunjung segera mengambil tindakan untuk membeli produk anda. Namun anda bisa menyisipkan produk anda di sela-sela tulisan bermanfaat yang sedang anda sampaikan kepada pengunjung / pembaca artikel blog anda.
Bingung? Oke ambil contoh. Misalkan anda hendak menjual informasi tentang: "Trik Jitu Berbisnis Tanpa Meninggalkan Aktifitas Utama". Atau, "Kiat Meraup Untung Dari Bisnis Internet". Atau apa lah terserah anda. Maka akan lebih baik kalau anda menulis sebuah artikel yang berhubungan dengan Bisnis Internet, lalu di sela-sela artikel, anda menyisipkan petunjuk mengenai produk anda yang masih berhubungan dengan bisnis internet. Misalnya, “Wah, kebetulan saya punya e-book yang khusus membahas secara gamblang tentang Bisnis Internet Bagi Pemula seperti anda. Informasi lengkapnya, silakan klik disini”. Itu contoh.
Tapi ingat, artikel tersebut haruslah tetap bermanfaat dan menarik bagi pembaca blog anda. Bukan semata-mata berisi bujukan dan rayuan agar pembaca segera membeli produk yang anda jual.
Dengan begitu, pembaca blog anda tidak merasa terganggu, jualan anda pun laku. :-)
Mau coba?
Oya, mumpung masih syawal, saya mengucapka mohon maaf lahir batin.
NB : artikel di atas sebenarnya merupakan pemahaman saya dari artikel milik saudara Joko Susilo dan Jonru, yang saya tulis ulang dengan bahasa saya sendiri. Sesuai dengan pemahaman saya.
Label:
berbagi inspirasi
,
bisnis internet