Semangat, iman, adalah abstrak yang bersifat seperti udara dalam ban sepeda. Kadang penuh, kadang separuh, bahkan hilang samasekali sehingga ban nampak lusuh.
Setelah bergaul dengan si anu, setelah membaca buku itu, sangat mungkin kobar semangatmu tak mampu ditahan hingga mata berpendar pijar.
Namun bisa saja, karena hal-hal sepele tiba-tiba saja hasrat lindap, hilang pula digdaya.
Begitu juga dengan nafsu menulis.
Bila semangat sedang menggeliat mekar-mekarnya, sampai-sampai tangan mengepit pena tak mampu mengiring ide yang terus saja tercurah_muncrat dari benak.
Tapi tak jarang, jika mood benar-benar kering, bikin catatan kecil pun malas.
Sangat benar kiranya, seorang "juara"_manusia di atas rata-rata_macam Nabi Muhammad SAW, Soekarno, Sutan Syahrir, dokter Sutomo, Gandhi begitu dikenang hingga berabad lewat. Bukan penampilan necisnya tentu. Tapi buah pikirannya yang selalu relevan menembus jaman.
Mereka mampu mengolah emosi. Menjaga liukan nyala semangat dalam jiwa dan pikirannya. Mengatur tingkah lakunya. Dan juga mengendalikan nafsu sedemikian rupa.
Tapi ingatlah kawan. Semua manusia yang terlahir di bumi dibekali kamampuan yang sama. Setuju? Okelah, setidaknya persis. Dan hanya orang-orang super yang mampu memenej segala sesuatu dalam dirinya-lah, yang pantas menyandang predikat menusia plus-plus. Manusia di atas rata-rata. Luar biasa!
Mau?
Penulis adalah asli orang Blitar. Lahir dan didewasakan di Blitar. Kini sedang menyelesaikan kuliahnya di sebuah Universitas swasta di Blitar jurusan Ilmu komunikasi. Bisa dihubungi di E-mail / face book : bening_firdaus@yahoo.com
sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com
Diposting oleh
shofa firdaus
2 komentar:
saat mood gak ada, seperti hp yang kehabisan battery perlu di caz agar batterynya kembalinya penuh. so..... dukunganlah yang perlu dipupuk agar mood untuk menulis kembali penuh
woke woke woke
Posting Komentar