Kiat (teknis) Mengirim Cerpen Ke Media Massa

Alhamdulillah..! Plong rasanya ketika naskah cerpen saya selesai, masuk amplop, dan diterima Pak Pos. Naskah itu sedianya saya kirim ke redaksi Jawa Pos. Perkara dimuat atau belum, itu urusan belakang. Saya (hampir) tak pernah memikirkannya. Yang penting ngirim.

Namun setibanya di rumah, saya kepikiran juga ketika Pak Pos menerima naskah saya tadi. Bukan karena saya terpesona dengan wajah ramah Pak Tukang Pos (emangnya jeruk nyruput jeruk! Hwehehe,.). Tapi saya kepikiran, wah ternyata ongkos ngeposkan mahal juga ya. Apalagi untuk ukuran mahasiswa seperti saya. 15 ribu lo. Uang segitu bisa buat ongkos berangkat-pulang kuliah saya selama 3 hari. Itu pun kalau beli bensinnya di pom, masih ada sisa buat beli permen. Lumayan, dapat 15 biji! Dari 15 ribu itu pun belum termasuk beli amplop dan ngeprint.

Lha kalo cuma ngirim sebulan sekali sih tak terlalu masalah. Tapi kalo (misal) ngirimnya tiap minggu? Wah, bisa-bisa kuliah jalan kaki nih, karena jatah bensin cuma buat ngirim naskah. Itulah pikiran saya kemudian.

“Kenapa tidak dikirim lewat email saja? Bukankah sekarang eranya internet?!”. Nah saya dengar tadi anda bertanya begitu. Oke, terimakasih atas saran anda (Wuih, sok tau. :-p). Awalnya saya juga sempat kepikiran begitu. Namun entah kenapa_setelah tau info dari internet bahwa tidak semua media mau menerima naskah dalam bentuk email dan ada media yang sampai hari gini masih suka cara konvensional, yakni lewat pos_saya akhirnya memilih cara yang terakhir.

Nah, daripada saya bingung mikir lewat pos atau email, saya tanya langsung saja kepada media bersangkutan. Bagaimana mereka menetapkan kebijakan mengenai teknis penerimaan naskah cerpen. Berikut jawaban yang saya terima dari pertanyaan yang saya kirim lewat email.


  1. Suratkabar Kompas
    Diketik di halaman kuarto. Spasi rangkap dengan ketentuan maksimal 12.000 karakter termasuk spasi.

    Naskah bisa dikirim via pos, email, maupun fax.
    Alamat pos : Jln. Palmerah Selatan, No. 26-28, Jakarta 10270.
    Alamat email : opini@kompas.co.id
    Fax : 5486085.

    Proses seleksi naskah selama sekitar 2 minggu. Apabila dimuat, tidak ada pemberitahuan. Namun bila tidak dimuat, naskah akan dikembalikan melalui cara pengiriman.


  2. Majalah Alia
    Alia menerima naskah melalui email dengan alamat : majalah_alia@yahoo.com


  3. Majalah Gadis
    Gadis menerima kiriman naskah melalui email dengan alamat : reni.zahra@feminagroup.com.


  4. Majalah Kartini
    Panjang naskah 13.500 – 14.000 karakter. Tema cerita sesuai dengan majalah Kartini. Tidak mengandung pornografi dan SARA. Sertakan biodata ringkas, alamat, nomor telepon, serta nomor rekening.

    Naskah bisa dikirim via email maupun pos.
    Alamat email : redaksi_kartini@yahoo.com
    Alamat pos : Jl. Garuda No. 80A, Kemayoran, Jakarta Pusat 10620.


Itulah jawaban dari beberapa media yang sempat saya kirimi pertanyaan via email tentang teknis penerimaan naskah cerpen. Saya mengirim pertanyaan kepada 7 media. Namun yang menjawab, ya cuma yang saya sebutkan di atas.

Bila ada yang tanya, kenapa tidak semua alamat media saya tulis lengkap? Memang itu saya sengaja biar lebih ringkas dan to the point. Juga kenapa ada yang saya tulis teknis penulisan cerpen secara lengkap, ada pula yang tidak? Bukan bermaksud merahasiakan dan sebagainya. Bukan. Tapi karena memang itulah jawan yang saya terima. Jadi itu pula yang saya sampaikan.

Nah, bagi anda yang suka nulis cerpen dan kebingungan mau ngirim, semoga apa yang saya sampaikan di atas bisa sedikit membantu.

Dan bagi anda yang ingin ngirim cerpen, namun alamat media yang anda maksud belum tercantum dalam ulasan di atas, saya mohon maaf. Karena masih itu yang bisa saya bagi. Saya sarankan anda bertanya langsung ke redaksi melalui telepon. Nomor telepon redaksi biasanya tertera di bagian bawah “susunan redaksi”. Dan alangkah mulianya bila anda mau membagikannya juga di sini.

Semoga terinspirasi. Selamat berkarya..

7 komentar:

Mangstab,
Sudah terbit belum?
.
Btw, sory ya, yg dikasih testimoni antum dulu Ebook belum ta terbitin. Msh blm smpt revisi..
.
Salam menulis.

 

terbit? wah, belum da pemberitahuan bro. but, terbit ato belum, nulis tetep lanjut.
:D

 

cara ngirim ja saya gak pandai gmana caranya?

 

to : anonim
kan sudah dijelaskan di atas. bila kurang jelas, lain waktu insyaAllah akan saya posting di blog

 

wah....seruu kayaknya..!!!kira2x tulisan seperti apa ya yg banyak diterima...mohon tips dan inspirasinya brooo.
salam calon penulis terkenal pontianak..hihihi

 

yang diterima, tentu yang se"ideologi" dengan media yang bersangkutan. untuk lebih jelasnya, insyaAllah akan saya posting di lain waktu.
salam balik

 

Thanks banget infonya sob... :)

 

Posting Komentar