Siapa Pun Bisa Jadi Juara, Asal..(#2)


Melanjutkan tulisan saya sebelumnya, bahwa setiap manusia (tanpa terkecuali) asal ada kemauan yang sugguh-sungguh, ia bisa meraih prestasi. Keterbatasan janganlah dijadikan penghambat untuk meraih kecermerlangan.

Saya sudah bercerita tentang Samsul Anwar yang bisa jadi pengusa tinju Asia, padahal tangan kanannya menderita kelumpuhan. Nah, kali ini saya akan bercerita lagi tentang seorang hebat lainnya. Ia juga seseorang yang dilahirkan dengan fisik tak sempurna. Namun ia bukan orang Indonesia, melainkan bangsa Jepang. Sebuah negeri yang sempat lumat digerus bom atom, tapi kini justru membombardir dunia dengan teknologinya.

Hirotada Ototake, nama orang itu. Lahir di Jepang 6 April 1976, Oto (begitu panggilan Ototake) dianugerahi fisik yang sedikit berbeda dengan orang kebanyakan. Ketika bayi, ia nyaris tak punya tangan dan kaki. Dalam istilah medis gejala tersebut disebut sebagai Tetramelia.

Akibat keadaan ini, dokter dan ayahnya menyembunyikan keberadaan Oto dari ibunya. Sang ayah khawatir, ibunya akan kecewa dengan keadaan fisik si jabang bayi yang kurang sempurna itu. Namun naluri kasih sayang seorang ibu tak menyurutkan niat untuk tetap melihat buah hati tercinta. Kekhawatiran sang ayah ternyata tak terbukti. Di luar dugaan, ketika dipertemukan dengan sang buah hati, tenyata justru sang ibu menerima Ototake dengan bahagia dan tulus. “Anakku, kamu sangat tampan,” itulah kata pertama yang diucapkan ibu ketika melihat anak tercintanya waktu itu.

Meski memiliki fisik tak sempurna, orang tua selalu memperlakukan Ototake seperti umumnya anak normal. Segala pekerjaan orang normal juga dikerjakan Oto (memakan dengan sendok atau garpu, menulis, menggunting kertas, juga berjalan tanpa kursi roda). Ia pun bersekolah di sekolah umum. Bukan sekolah khusus yang disediakan bagi anak cacat. Hal ini lah yang membuat Ototake tak kenal dengan kata “cacat”.

Ketika di sekolah, kedaan Oto yang berbeda dengan teman yang lain membuat Oto selalu menerima pertanyaan : “Kenapa, kenapa, kenapa?”. Namun dengan ringan Oto menjawab: “Aku sakit sewaktu masih di dalam perut ibuku. Jadi tangan dan kakiku tidak tumbuh”. Jawaban yang cukup bagi temannya. Oto pun bisa bermain bersama mereka.

Pertanyaan-pertanyaan serupa selalu diterima Oto selama 2 bulan penuh. Dan setiap itu pula Oto selalu menjawabnya tanpa beban. Hebatnya, Oto tak merasa dipandang aneh atas pertanyaan-pertanyaan itu. Dengan kursi rodanya, Oto justru merasa sebagai anak terpopuler di sekolah dan selalu dikelilingi teman-temannya. Hal ini lah yang secara perlahan menumbuhkan sifat keras hati sebagai anak tunggal dalam diri Oto.

Sewaktu TK Ototake pernah menjadi narator dalam pertunjukan sandiwara di TK Seibo. Ketika kelas 5 SD, Oto ikut kegiatan lomba lari dalam rangka memperingati Hari Olahraga. Meski dalam keikutsertaanya ini Oto menempati urutan terakhir, tetapi ada perasaan senang dari Oto. Karena ini adalah lomba lari pertamanya. Dan para penonton mendukung serta memberinya semangat.

Pada kelas 6 SD, Oto juga sempat mengikuti lomba renang yang diikuti oleh siswa dari 3 sekolah dasar. Waktu SMP Oto mendaftar di klub basket. Sewaktu SMP juga, ia terpilih sebagai ketua OSIS!

Saat SMU Oto tergabung dalam jajaran pelatih tim football Toyama Green Hornets. Bahkan mendaki gunung yang menjadi aktifitas sulit, bahkan bagi orang normal sekalipun, Oto juga melakukannya! Dan yang tak kalah mengesankan, ia sejak April 1999 bekerja sebagai co-presenter di sebuah program TV.

Terlalu panjang jika saya ceritakan kehidupan Ototake di sini. Bisa-bisa blog saya isinya kisah Ototake tok (hehehe,.). Saya sarankan, jika anda mau mengetahui biografi Ototake, silakan baca buku yang ia tulis sendiri berjudul : No One’s Perfect. Sebuah buku yang ditulis berdasar kisah nyata terbitan Elex Media Komputindo (Jakarta).

Satu hal yang menjadi kesimpulan dari cerita ini adalah : dengan kekurangsempurnaan yang ada pada dirinya, Oto tetap menegakkan kepala dan mantap menatap ke depan. Ia tak pernah meratapi apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Bahkan ikhlas dan mensyukuri hingga mampu meraih prestasi.

Oto membuat orang yang senasib dengan dia jadi bersemangat lagi. Sementara orang normal yang mengetahui kisahnya akan begumam :”WOW!”.

Semoga kisah di atas membuat kita tak mudah mengeluh dengan keadaan kita saat ini. Karena sebenarnya, impian bisa diraih, siapa pun orangnya!

Jadilah juara!

4 komentar:

Mantaf,
Membaca buku kisah sukses selalu membuat kita semangat,
Dan membaca lingkungan sekitar akan membuat kita selalu bersyukur,.
.
http://alixwijaya.com

 

benar bro. juga dengan sedikit mengurangi (bahkan menghilangkan) nonton berita negatif dari media, bikin hidup kita lebih optimis.
:D

 

setuju mas, setiap manusia memang dilahirkan dalam kondisi cerdas, dan setiap manusia memang jadi juara sejak lahir .....
salam kenal, gabarnya sy copas ....

 

to: bchree
yuo, mari maksimalkan kecerdasan yang kita miliki!
salam kenal balik
:>

 

Posting Komentar