Nasehat Bagi Anda yang Merasa "Terjebak" di Tempat yang Salah

Sudah agak lama sebenarnya saya ingin memposting tulisan ini. Kira-kira sejak akhir bulan Oktober lalu. Tepatnya setelah saya membaca postingan winterwing, yang berisi (menurut saya) keluhan atas tempat kuliah. Namun karena kesibukan kuliah (atau memang manajemen waktu saya yang payah? hehe), saya baru bisa memposting tulisan ini sekarang.

Mengapa saya merasa perlu menaggapi postingan itu? Karena saya juga pernah mengalami hal yang serupa dengan dia di awal-awal masuk kuliah dulu. Saya, waktu itu, merasa "tersesat di tempat yang salah". Dan mengenai itu sebenarnya juga sudah saya posting di blog ini dengan judul: Sebuah Catatan. Berhubung setelah saya baca lagi tulisan saya itu rasanya kok sulit dipahami, saya pun tergerak menulis ulang tulisan yang serupa dengan itu, namun dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti.

Pengalaman yang akan saya bagi ini merupakan sebuah ekspresi kegundahan perihal kedaan kampus yang saya ungkapkan kepada dosen melalui email. Victory nama dosen itu. Dia adalah dosen tidak tetap, yang selain mengajar di kampus saya, juga mengajar sebuah kampus terkemuka di kota M.

Sekiranya pengalaman ini terasa amat sederhana, mudah-mudahan setelah ditulis ada manfaatnya. Mengutip kalimat Trisnoyuwono dalam sebuah buku berjudul Proses Kreatif: "Anggaplah tulisan ini sebagai omong-omong antara kawan atau obrolan di waktu senggang". :>

Begini isi email saya:

Apa yang Bapak lakukan jika menjadi saya / kami yang "terpaksa" kuliah di kampus yang kurang bisa diharapkan (karena iklim belajar & sarana yang kurang memadai). Tentunya kami gak mau kelak jadi sarjana yang cuma punya ijazah. Soalnya ngeri juga kalo lihat sarjana di luar sana yang, walaupun lulusan universitas negeri, banyak yang nganggur..


Lalu, inilah jawabannya. Yang juga dikirim lewat email:

Sampe hari ini aku yakin satu hal :" Life is depend on individual achievement."

Pertama, kamu harus menghargai kesempatan yang kamu dapat sekarang, tentu saja bila dibandingkan banyak pemuda lain yang masih mabuk, teler, dan berharap hidup bisa berubah besok pagi. Sistem hanya mendukung. Kalo kamu merasa sistem kurang mendukung kamu, it's mean you have work harder to cover that weakness. Kalo saran saya, jadi pinter dulu (aja). Dengan jadi pinter, kamu akan berguna buat orang lain. Masalah jadi kaya atau tidak, itu pilihan. Hehehe,..

Kedua, apa yang kamu dapat sekarang adalah apa yang kamu tanam bertahun-tahun lalu, dan apa yang kamu peroleh besok adalah apa yang kamu mulai simpan dari sekarang. Jadi, kembangkan diri kamu semaksimal mungkin dengan inisiatif sendiri; banyak baca, lihat dan denger, lalu simpan baik-baik.

Jangan khawatir, hidup itu bukan ditentukan oleh hal-hal sederhana seperti yang kamu khawatirkan sekarang. Tapi banyak hal lain yang kelak kamu sadari jauh lebih berharga daripada sekedar bekerja dan cari duit.
……….
Intinya adalah: pilih jalan yang kamu yakini. Mau itu bisnis, belajar ketrampilan tertentu atau apapun dan jalani dengan sungguh-sungguh. Bayarannya pasti datang nanti.

Sekedar kamu tahu, sarjana-sarjana (dari kampus) negeri yang nganggur itu bukan karena sistem yang gagal menempa mereka, tapi justru mereka sendiri yang gagal memanfaatkan sistem untuk mendukung mereka.

May Allah bless you! Just believe that life is much more precious when you fight for it!

Sungguh itu merupakan sebuah motivasi berharga bagi saya. Sejak saat itu, saya lebih semangat kuliah. Tak lagi mengeluh dengan keterbatasan fasilitas kampus. Tak ada lagi pikiran bahwa saya telah salah pilih kampus. Kalau toh ada kekurangan materi yang saya terima di kampus, saya berusaha memenuhinya dengan sering-sering berkunjung ke Perpustakaan Nasional Bung Karno, yang kebetulan juga berada di kota Blitar. Dan lokasinya tak begitu jauh dari kampus.

Memang, setelah mendapat motivasi dari dosen saya itu, rasa "tersesat" saya tidaklah hilang sepenuhnya. Tapi, bila sebelumnya saya merasa tersesat di tempat yang salah, sekarang saya merasa telah tersesat di jalan yang benar, tempat yang tepat! Hehehe,.

Bagi anda yang sekarang merasa posisi anda jauh dari harapan ideal, tak usah minder dan hilang semangat. Banyak kok mereka yang tetap berprestasi meski berada di tempat yang sarat keterbatasan.

Eni Kusuma, penulis buku motivasi Anda Luar Biasa!!!, dulunya adalah seorang pembantu rumah tangga sekaligus TKI di Hongkong. Tentu bila ia hanya meratapi keadaannya di rumah majikan yang menyuruh-nyuruhnya setiap saat, takkan muncul buku ispiratif yang akhirnya menjadi best seller itu.

Andrea Hirata adalah juga lulusan Sekolah Dasar yang katanya belajar di ruangan yang lebih mirip kandang kambing daripada tempat belajar, toh akhirnya ia bisa mendapat beasiswa ke luar negri.

Jadi intinya adalah: Nyalakan semangat di hati anda, maka segala masalah takkan ada artinya lagi!!

Hmm..masihkah anda merasa "terjebak" di tempat yang salah?
:-)