Mari Bertindak Tak Masuk Akal! (Bagian. 2)

Dalam postingan sebelumnya, saya telah mengajak anda untuk berbuat tak masuk akal. Dalam arti, jangan ragu melakukan sebuah perbuatan yang mengandung kebenaran (truth), walaupun terkesan “menyimpang” dari kebiasaan orang kebanyakan. Anda boleh punya mimpi apa saja. Walau saat ini anda seolah tak punya “modal” untuk mewujudkan mimpi anda tersebut.

Asalkan anda yakin sepenuh hati, maka sebuah mimpi yang tak bisa dinalar pun bisa terjadi. Sudah banyak buktinya. Anda bisa mencari sendiri contoh nyata di lingkungan tempat tinggal anda sendiri.

Oke, saya lanjutkan pembahasan tentang tindakan yang tak masuk akal, tapi baik. Kali ini saya ingin membahas mengenai , lagi-lagi, perbuatan tak masuk akal versi lain. Dan ketidakmasukakalan yang akan saya bahas ini bahkan bisa menghasilkan uang! Ah, yang benar saja?! Tentu saja.

Nah, sekarang saya tanya : Apa yang ada di pikiran anda perbuat ketika mendengar kata sampah? Saya yakin, pasti anda akan berpikir bahwa sampah harus dibuang, kalau perlu dibakar, sebagai kotoran yang harus dilenyapkan. Singkatnya, sampah adalah masalah.

Tapi tidak bagi Kasmi (52), ibu rumahtangga asal Ciputat, Tangerang, Banten yang justru menganggap sampah sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Dari sampah plastik bekas bungkus kopi dan pengharum pakaian, ia mampu merintis usaha kerajinan tas beromzet sekitar 20 sampai 40 juta per bulan. Dengan konsumen hingga Dubai, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat (Kompas, 25 Januari 2009). Sekarang anda percaya kan, bahwa tindakan “tak masuk akal” bisa menghasilkan uang?

Nah, inilah yang saya maksud dengan tindakan tak masuk akal versi lain. Yaitu tentang kreatifitas. Ada lagi contohnya.

Ketika manusia jaman dulu masih mencatat dengan getah tumbuh-tumbuhan, mereka terpikir untuk alat tulis yang lebih praktis. Maka dibuatlah pensil dan pena. Ketika orang ingin menulis lebih banyak dengan tulisan yang tetap rapi, terciptalah mesin ketik. Tapi ternyata, penulis yang menggunakan mesin ketik akan menemui kendala bila sering melakukan kesalahan dalam menulis. Maka terpikirkan untuk menciptakan mesin ketik yang bisa menghapus tulisan tanpa mengotori. Jadilah mesin ketik elektronik alias komputer. Ketika aktifitas manusia semakin mobile, komputer dirasa tak lagi support dengan kegiatan mereka. Karena tak bisa dibawa kemana-mana. Maka muncul inovasi berupa komputer jinjing alias laptop yang fleksibel dibawa kemana-mana. Waktu berlalu, laptop pun masih dirasa kurang praktis karena berbentuk kotak lebar. Manusia kreatif tak juga puas dengan komputer yang bisa dilipat. Saat ini tengah dikembangkan laptop yang bisa digulung bernama Rolltop yang semakin ringkas dan ringan. Bahkan ketika digulung, Rolltop tampak seperti botol minum. Bukan mustahil kelak akan muncul komputer yang bisa dilipat hingga bisa nyemplung di saku. Tak masuk akal memang. Tapi nyatanya ide kreatif yang awalnya terkesan tak masuk akal itu bisa diwujudkan juga. Itulah hebatnya kreatifitas yang dimiliki orang-orang kreatif.

Manusia kreatif selalu punya inovasi, berani mengambil resiko, serta menyikapi lingkungan dengan sudut pandang yang "berbeda". Pikiran mereka tidak terbelenggu oleh kebiasaan-kebiasaan yang konsisten.

Anda tak perlu berpikir ngotot untuk membuat suatu barang yang hebat dan canggih agar bisa dikatakan kreatif. Kreatif bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara sederhana. Misal : anda bisa membuat tempat pensil dari bekas kaleng susu, menyulap batok kelapa sebagai asbak, atau mengumpulkan kertas bekas fotocopyan sebagai buku catatan kuliah (seperti yang saya lakukan. hehehe,..).

Berikut adalah beberapa sifat / kebiasaan yang dilakukan orang-orang kreatif:
1. Jangan mudah puas dengan kebiasaan yang sudah berlaku umum.
Seringkali manusia kreatif justru merasa tak nyaman dengan keteraturan kebiasaan yang berulang secara konsisten. Mereka akan menganggap itu sebagai sebuah rutinitas monoton yang membosankan. Lalu menggantinya dengan cara baru yang dianggap lebih efektif dan menantang, walau tindakan itu dianggap tidak pada umumnya.
Ambil contoh. Jika anda seorang pendidik (guru), tak ada salahnya “melawan” pakem yang sudah dilakukan umumnya guru di manapun tempatnya, secara turun temurun, yaitu : Guru menerangkan, murid diterangkan. Cobalah sekali waktu memberi kesempatan kepada murid-murid anda untuk menerangkan di depan kelas, sementara anda ikut bergabung dengan murid lain yang diterangkan. Lakukan diskusi, jangan anda terus yang memonopoli.
Metode ini sudah jamak diterapkan di bangku perkuliahan. Hasilnya? Banyak tumbuh mahasiswa kritis dan aktif. Tak ada salahnya metode ini dirapkan di bangku sekolah, dengan beberapa penyesuaian.

2. Berani melawan arus.
Sudah menjadi hal yang lumrah, bila suatu ketika anda mendapat cibiran dari banyak orang karena anda bertindak tidak biasa. Dianggap berperilaku menyimpang.
Ambil contoh. Bila anda seorang pelajar atau mahasiswa, tugas utama anda adalah belajar. Kebanyakan mereka akan belajar habis-habisan sampai larut malam saat musim ujian tiba. Sebaliknya, mereka akan santai menikmati hidup ketika dirasa ujian masih jauh datangnya.
Sekarang cobalah anda belajar setiap hari. Tak usah ngoyo, tapi lakukan secara trep. Tindakan ini “beresiko”. Anda bisa dikatakan senewen belajar dan kuper oleh teman-teman anda. Tak masalah. Ketika ujian tiba, buka buku sekedarnya saja. Sekedar mengingat apa yang anda pelajari setiap hari.
Kalau mau lebih ekstrem, anda bisa jualan alat tulis sesaat sebelum jam ujian dimulai. Seringkali para peserta ujian yang tegang semalaman justru kelupaan bawa alat tulis. Bukankan ini peluang bagus? Apalagi di saat istirahat anda bisa berjualan jajanan keliling ke kelas-kelas. Peserta ujian yang merasa waktunya eman terbuang, akan menggunakan waktunya untuk belajar. Sehingga mereka akan malas hanya untuk sekedar njajan ke kantin. Mereka pasti akan merasa terbantu dengan jajanan “siap antar” dari anda. Anda untung, mereka pun senang karena terbantu. :>

3. Suka “mengkhayal”, lalu mengaplikasinya dengan sebuah action.
Orang kreatif juga seorang pengkhayal. Tapi tidak sebatas khayalan kosong, mereka merealisasikannya menjadi sebuah kenyataan. Penulis novel maupun cerpen sering mengumbar imajinasi sebagai bahan dasar karya mereka. Hingga lahir karya luar biasa. Juga seorang pelukis yang menuangkan imajinasinya ke dalam kanvas. Dan masih banyak lagi profesi menggunakan khayalan sebagai modal utamanya.

Setiap orang dibekali insting kreatifitas sejak dari sononya, termasuk anda. Anda cuma tinggal mempraktekkannya saja. Keputusan ada di tangan anda.

Selamat mencoba dan selamat datang di dunia kreatifitas! ;-D

Mari Bertindak Tak Masuk Akal! (Bagian. 1)

“Teman-teman, ada seorang yang bisa makan sepeda sampai habis. Itu dilakukannya karena ia begitu semangat, agar namanya bisa tercatat di buku rekor dunia,” begitu kata Mas Gigih, dosen saya, dengan penuh semangat. Suatu hari ketika memulai sesi kuliah kami. “Ah, yang benar saja..Tak masuk akal!” batinku, tapi toh tetap takjub juga dengan cerita dosen saya itu. Seolah mengerti keraguanku, Mas Gigih pun segera menambahkan, “Kalau tak percaya, silakan cari di internet”.

Beberapa hari kemudian, saya buktikan ucapan “tak masuk akal” dosen saya itu. Ternyata benar! Orang yang makan sepeda itu benar-benar ada! Namanya Michel Lotito. Ia berasal dari Prancis. Ia juga dikenal sebagai Monsieur Mangetout (Tuan makan segalanya). Karena tidak hanya sepeda, tapi ia juga sanggup makan televisi, bahkan pesawat Cessna 150. Gila! Sungguh ketidakmasukakalan yang nyata terjadi.

Kawan, banyak peristiwa tak masuk akal yang terjadi di dunia ini. Sayangnya, sejak kecil saya (mungkin juga anda) selalu dibiasakan dengan segala hal yang harus bersifat logis, masuk akal. Seperti, “Orang ganteng, jodohnya cantik”, “Anak yang selalu juara 1 di klas, pasti hidupnya kelak akan sukses. Bergelimang kebahagiaan. Sementara yang biasa-biasa saja, atau bahkan bodoh dalam pelajaran, kelak hidupnya akan dibelit kesusahan”, dan seterusnya. Pemahaman-pemahaman seperti itulah yang akhirnya tertanam di alam bawah sadar hingga membuat kita selalu bertindak penuh keraguan. Cari aman saja dengan melakukan tidakan yang umumnya dilakukan banyak orang. Karena kalau bertindak di luar kebiasaan orang pada umumnya, akan dianggap tidak wajar. Tak peduli walau yang kita lakukan merupakan suatu kebenaran (truth). Apesnya, istilah wajar yang diamini banyak orang belum tentu merupakan sebuah kebenaran (truth), meski itu benar (true). Tapi yang pasti semua orang setuju, karena memang seperti itulah yang umumnya terjadi. Singkatnya, yang berlaku umum di masyarakat itulah yang sering dianggap benar selama ini. Bingung? Nikmati saja. Itu artinya otak anda masih berfungsi normal. Hehe,.

Contoh kongkritnya seperti ini. Saya ingat sekali tentang realitas kewajaran yang begitu kuat tertanam dalam benak masa kecil saya dulu. Akibatnya, begitu menginjak SD saya tak berani lagi bercita-cita. Seolah cita-cita saya nyangkut di bangku Taman Kanak-kanak. Kenapa bisa begitu? Karena sejak saya bisa berhitung, saya pun mulai dibiasakan berspekulasi tentang betapa cita-cita juga butuh biaya. Bukan asal nyeplos sekenanya tentang profesi keren yang selalu nampak basah digenangi duit melimpah. Kalo sudah nyrempet-nyrempet masalah biaya, secara otomatis program dalam tubuh saya bunyi : “Saya tak mungkin bisa kuliah. Biayanya mahal. Uang dari mana?”. Begitulah bunyi sebuah program otomatis akibat efek terlalu berfungsinya logika. Saya anak seorang petani, maka sudah sewajarnya kalau kelak saya pun harus jadi petani. Begitulah logikanya.

Saya sering iri melihat teman saya yang ibu-bapaknya seorang PNS. Ia selalu punya rencana jangka panjang dan terstruktur mengenai pendidikannya. Bisa milih semaunya kepingin sekolah di mana. Hebatnya, rencana-rencana itu telah ia persiapkan sejak SD : Ia akan sekolah di SMP berapa, SMU mana, kuliah di mana-jurusan apa, semua sudah jelas. Ibarat seorang pengembara yang sudah punya data lengkap tentang tempat yang dituju, berikut peta daerah tujuan. Otaknya seperti telah sengaja diset-up sejak dini tentang masa depan. Karena sekali lagi, bapak-ibunya seorang PNS. Perihal biaya kuliah tak begitu jadi beban baginya.

Sementara saya, cuma punya gambaran (bukan sencana) paling banter sekolah sampai setingkat SLTA. Kenapa? Lagi-lagi masalah biaya. Dan lagi, sesuai dengan yang sering ditanamkan di alam bawah sadar saya, “Apapun sekolah saya nanti, ujung-ujungnya pasti jadi petani”. Maka lebih baik sesegera mungkin saya lempar jauh-jauh keinginan saya untuk kuliah. Sebuah keinginan yang terlalu lux, tak masuk akal. Itu yang bikin saya “iri” dari teman saya yang anak pegawai negri.

Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Jalan hidup saya, sampai saat ini, kalau dipikir-pikir sangat tak masuk akal. Tapi toh terjadi juga. Saya, yang cuma anak petani ini, yang awalnya tak punya gambaran untuk kuliah, justru dapat kesempatan kuliah 2 (dua) kali. Dua-duanya gratis SPP. Malah yang satu, sudah gratis, saya masih dijatah uang setiap bulan dari kampus. Sebuah kesempatan emas dan langka, jauh lebih mudah menemui tanggal 29 februari. Oh, betapa beruntungnya aku ini. It’s amazing for me! Lho, kok jadi curhat? Lalu apa hubungannya dengan judul tulisan saya? Haha,.

Itulah kawan. Di dunia ini banyak hal terjadi tak sejalan dengan logika. Anda tentu pernah melihat, orang yang sulit dikatakan rupawan tapi punya pasangan yang rupawati. Dua lagi! Sungguh tak tau diri. Hehe,. (yang merasa jangan tersinggung ya..).

Ada pula orang yang cacat fatal (nyaris tanpa tangan&kaki) tapi kehidupannya diliputi semangat & kebahagiaan. Hidupnya banyak menginspirasi orang normal. Dan tak sedikit yang bilang, ia adalah contoh orang sukses yang sebenarnya. Sebaliknya, banyak orang yang normal fisiknya, tapi “tak bisa apa-apa”. Nyala semangatnya telah padam, bahkan ketika jasadnya masih hidup. Jangankan mengurusi orang lain, mengurus dirinya sendiri saja tak becus. Bukankah ini tak masuk akal?!

Maka itulah kawan. Begitu anda selesai membaca tulisan saya ini, jangan takut untuk berpendirian dan bertindak yang tak masuk akal. Jika anda yakin itu sebuah kebenaran&tidak merugikan orang lain, lakukan saja. Ketika ada orang dengan cara berpikir “pada umumnya” mengkritik anda, jangan ditanggapi serius. Jangan pula semangat anda jadi kendur hanya karena caci maki penonton. Teruskan saja lah.

Buktikan, bahwa anda telah berada di jalan yang tepat. Walau itu kelihatan tak masuk akal bagi kebanyakan orang. Yakinlah, setiap apa yang anda impikan bisa diwujudkan. Karena tak ada yang tak mungkin bagi Tuhan. Dan tak satu pun makhluk bisa menghalangi kehendakNya.

“…apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata padanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (Al-Quran).


Nah, bagaimana menurut anda? Adakah kejadian tak masuk akal dalam hidup anda? Mari saling berbagi inspirasi di sini. Saya tunggu cerita anda.