Kalau Mau Sukses, Libatkan Hati Anda Dalam Bekerja


"Jadi sukses itu mudah. Tak sesulit yang pernah anda pikirkan. Tapi dengan syarat, anda harus rela mengijinkan kesuksesan menghampiri anda“.

Begitulah salah satu point yang saya tangkap dari pemikiran Erbe Sentanu dalam bukunya : Quantum Ikhlas. Sukses ataupun gagal, bukan semata ditentukan oleh usaha manusia, apalagi kehendak takdir. Itu kurang tepat! Kesuksesan adalah pilihan manusia itu sendiri. Apakah ia rela untuk benar-benar sukses, atau ia malah ragu dan eggan kesuksesan menghampirinya. Anda bingung? Awalnya saya juga begitu. Oke, mari kita gunakan contoh saja. Biar lebih mudah dipahami.

Pernahkah anda melihat orang yang kaya-nya sampai naudzubillah? Orang yang terlihat semakin hari semakin bertambah kekayaannya. Umumnya, orang-orang seperti mereka itu suatu ketika pasti pernah mengalami kegagalan dalam usaha. Namun mereka berhasil bangkit dan kembali meraih kekayaan mereka lagi. Sepertinya, keberuntungan tak mau jauh-jauh dari orang kaya.

Lalu sebaliknya, pernahkah anda melihat seorang yang dari dulu hidupnya seperti tak pernah lepas dari kemlaratan? Kelihatannya, dari dulu tak pernah ada peningkatan. Padahal, ia nampak bekerja sangat keras. Tapi seolah-olah, ia sudah di-plot Tuhan sebagai hambaNya yang miskin. Benarkah itu semua terjadi semata karena takdir?

Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Takdir, jika itu memang sudah terjadi. Tapi itu juga bukan semata kehendak takdir, karena_kalau mau_itu bisa dirubah.

Quantum Ikhlas menjelaskan, bahwa pikiran dan (terutama) perasaan manusia secara kuat dan otomatis, menarik segala bentuk energi yang ada di alam semesta. Seperti magnet. Bedanya, kalau magnet menarik yang berlawanan kutub, pikiran dan perasaan menarik energi yang sejenis. Positif menarik positif, negatif menarik negatif. Sekali lagi, semua itu terjadi secara otomatis! Suka tidak suka. Inilah yang kemudian disebut sebagai Hukum Tarik-Menarik yang berlaku di alam.

Dari sini bisa dipahami mengenai istilah :"Orang kaya semakin kaya. Orang miskin semakin miskin”.

“Orang kaya semakin kaya”, karena pikiran mereka selalu dipenuhi oleh semua kekayaan yang mereka miliki. Apalagi jika hatinya pandai bersyukur, maka kekayaan akan semakin deras mengerubunginya. Otomatis.

Demikian juga dengan fenomena, “Orang miskin yang semakin miskin”. Semakin keras ia bekerja, tapi jika pikirannya selalu penuh dengan segala hal yang tidak ia punyai, maka semakin miskin lah yang ia dapatkan. Terlebih bila perasaannya selalu diliputi keluhan dan Ia begitu rajin menkomplain Tuhan. Sesuai hukum Tarik Menarik, maka kemiskinan lah yang semakin erat mengakrabinya. Karena energi dari pikiran dan perasaan yang ia lepaskan ke alam berupa energi negatif. Sebab Tuhan lebih mengabulkan apa yang dipikirkan dan dirasakan seseorang, bukan yang ia ucapkan atau kerjakan.

Ingat, Hukum Tarik Menarik terjadi secara otomatis. Alam tak kan pernah menanyai anda terlebih dulu, apakah anda suka dengan yang akan menimpa anda. Tapi alam memberi apa yang anda minta melalui pikiran dan (terutama) perasaan anda. Seperti kerja gravitasi. Ketika anda melepaskan gelas dalam genggaman, gelas pasti jatuh dan pecah. Terlepas dari apakah anda suka atau tidak suka. Karena itu terjadi otomatis! Walau gravitasi tak terdeteksi panca indra, tapi ia ada dan bereaksi di alam.

Buku Quantum Ikhlas tidak hanya menyingkap rahasia Hukum Tarik Menarik yang ada di alam. Di sini juga dibahas, bahwa pikiran berdasarkan aspek kesadarannya dibagi menjadi dua bagian : sadar dan bawah sadar.

Pikiran sadar yang dimaksud adalah ketika seseorang sedang berpikir menggunakan otaknya. Padahal kekuatan otak ini hanya mengusai 12% dari keseluruhan kekuatan pikiran manusia. Lha yang 88% ke mana? Kekuatan mayoritas pikiran manusia merupakan kekuatan bawah sadar yang secara umum hanya muncul dalam bentuk perasaan. Dengan kata lain, perasaan jauh lebih bertenaga dalam menarik segala energi dibanding pikiran manusia.

Erbe Sentanu begitu cerdas menuntun pembacanya pada realitas yang selama ini mungkin telah disalahpahami oleh banyak orang. Hebatnya, ia tak hanya bicara mengenai pembahasan yang abstrak, tapi juga menyertakan contoh-contoh kongkrit yang bisa dibuktikan secara empirik, melalui penelitian-penelitian para ahli Ilmu Alam. Bagi yang alergi dengan buku-buku dengan bahasa menasehati atau justru anti dengan buku yang bahasanya terlalu teknis, Quantum Ikhlas adalah pilihan tepat. Karena fakta-fakta ilmu pengetahuan alam yang digunakan sebagi pendukung pemikirannya begitu kredibel dan lumayan komplit. Selaras dengan ajakannya untuk memahami kembali fitrah manusia yang diciptakan Tuhan.

Bagi anda yang ingin tahu lebih banyak rahasia sukses dunia-akhirat, silakan cari di buku ini. Dijamin anda akan sering-sering berpikir, “Oww..ternyata gitu to..”.

Nah, apakah anda bingung dengan penjelasan saya? Penasaran? Atau malah sudah membaca dan memahaminya? Saya tunggu komentarnya..

3 komentar:

hemmm....
kaya'na bener tuh...?!

tapi....
kok sulit ya, menghilangkah negatif thinking yang ada di palaq....

trus.... perasaan takut jga culit ilang...

punya tips ngilangin na gag..?

 

sulit bukan berarti tak mungkin miechee,.
cuma belum terbiasa saja. seringlah baca tentang motivasi & berkumpullah dengan orang yang optimis tinggi. maka kesempatan tertular semakin besar,.
(kapan rujakan lagi niy?....)
:D
banyu bening

 

Jangan berfikir Kerdil jika ingin jadi Raksasa

 

Posting Komentar